Selasa, 13 November 2012

Metode Pembelajaran Sentra


METODE PEMBELAJARAN SENTRA

A.     Pengertian Metode BCCT
Salah satu metode pembelajaran anak usia dini yaitu dengan metode BCCT (Beyond Center and circle Time). BCCT adalah suatu metode atau pendekatan dalam penyelenggaraan pendidikan anak usia dini. Metode ini dikembangan berdasarkan hasil kajian teoritik dan pengalaman empirik. Metode ini juga dapat digunakan untuk anak normal maupun anak berkebutuhan khusus.
Metode ini ditujukan untuk merangsang seluruh aspek kecerdasan anak agar kecerdasannya dapat berkembang secara optimal, maka otak anak perlu dirangsang untuk terus berfikir secara aktif dengan menggali pengalamannya sendiri (bukan sekedar mencontoh atau menghafal). Metode ini memandang bermain sbg wahana yang paling tepat dan satu-satunya wahana pembelajaran anak, karena disamping menyenangkan, bermain dalam setting pendidikan dapat menjadi wahana untuk berfikir aktif dan kreatif.
Ciri-ciri dari metode BCCT antara lain :
1.     Pembelajarannya berpusat pada anak.
2.     Menempatkan setting lingkungan main sebagai pijakan awal yang penting
3.     Memberikan dukungan penuh kepada setiap anak untuk aktif, kreatif dan berani  mengambil keputusan sendiri.
4.      Peran guru sebagai fasilitator, motivator, dan evaluator.
5.      Kegiatan anak berpusat di sentra-sentra main yang berfungsi sebagai pusat minat.
6.     Memiliki standart operasional prosedur yang baku.

B.      Jenis Permainan Metode BCCT
Pada metode BCCT terdapat tiga jenis permainan, antara lain:
1.      Sensorimotor atau Fungsional
Kegiatan yang menggunakan gerakan otot kasar dan halus serta mengekspresikan seluruh indra. Anak usia dini belajar melalui panca indranya dan melalui hubungan fisik dengan lingkungannya. Permainan sensorimotorik penting untuk mempertebal sambungan antar neuron.
2.       Main peran atau simbolik (makro dan mikro)
·        Kemampuan untuk memisahkan pikiran dari kegiatan dan benda Kemampuan untuk memisahkan pikiran dari kegiatan dan benda.
·        Kemampuan menahan dorongan hati dan menyusun tindakan yang sendiri dengan sengaja dan fleksibel. (Vygotsky)
·        Melalui pengalaman main peran, anak diberi kesempatan untuk menciptakan kembali kejadian kehidupan nyata dan memerankannya secara simbolik. ( Main peran Makro dan Mikro )
3.        Pembangunan (sifat cair dan tersruktur)
Untuk mewadahi proses belajar bagi anak usa dini pendidik harus dapat melakukan penataan lingkungan main, menyediakan bahan–bahan main yang terpilih, membangun interaksi dengan anak dan membuat rencana kegiatan main untuk anak. Proses pembelajaran anak usia dini dilakukan melalui sentra atau area main. Sentra atau area tersebut bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi dari masing-masing satuan Pendidikan. Contoh sentra atau area bermain tersebut antara lain : Sentra Balok, Sentra Bermain Peran, Sentra Seni, Sentra Musik, Sentra Persiapan, Sentra agama, dan Sentra Memasak.
Sentra balok seperti ini dapat memainkan balok dengan perbandingan 1 anak ± 100 balok plus assesoris. Tempat bermain sambil sebisa mungkin kondusif untuk belajar dan mempresentasikan ide ke dalam bentuk nyata (bangunan). Penekanan sentra ini pada start and finish, di mana anak mengambil balok sesuai kebutuhan dan mengembalikan dengan mengklasifikasi berdasarkan bentuk balok. Dengan sentra balok ini diharapkan anak dapat berfikir tipologi(bentuk), mengenal ruang dan bentuk sehingga dapat mengembangkan kecerdasan visual spasial secara optimal dan anak dapat mengenal bentuk – bentuk geometri yang sangat berguna untuk pengetahuan dasar matematika

C.      Tujuan Metode BCCT
Tujuan BCCT :
1.     Merangsang seluruh aspek kecerdasan anak ( multiple Inteligent) melalui bermain yang terarah.
2.    Menciptakan setting pembelajaran yang merangsang anak untuk saling aktif, kreatif, dan terus berpikir dengan menggali pengalamannya sendiri    (bukan   sekedar mengikuti perintah, meniru, atau menghapal).
3.     Menggunakan standar operasional yang baku, yang berpusat di sentra- sentra kegiatan dan saat anak berada dalam lingkaran bersama guru, sehingga lebih mudah diikuti terutama untuk para pemula.

D.     Proses Pembelajaran metode BCCT
1.      Penataan Lingkungan Main
a.     Sebelum anak dating, pendidik menyiapkan bahan dan alat main yang akan digunakan sesuai rencana dan jadwal kegiatan yang telah disusun untuk kelompok anak yang dibinanya.
b.     Pendidik menata alat dan bahan main yang akan digunakan sesuai dengan kelompok usia yang dibimbingnya.
c.      Penataan alat main harus mencerminkan rencana pembelajaran yang sudah dibuat.
2.      Penyambutan Anak
Sambil menyiapkan tempat dan alat main, agar ada seseorang pendidik yang bertugas menyambut kedatangan anak. Anak-anak langsung diarahkan untuk bermain bebas dulu dengan teman-teman lainnya sambil menunggu kegiatan dimulai. Sebaiknya para orangtua/pengasuh sudah tidak bergabung dengan anak.
3.      Main Pembukaan (Pengalaman Gerakan Kasar)
Pendidik menyiapkan seluruh anak dalam lingkaran, lalu menyebutkan kegiatan pembuka yang akan dilakukan. Kegiatan pembuka bisa berupa permainan tradisional, gerak dan music, atau sebagainya. Satu kader yang memimpin, kader lainnya jadi peserta bersama anak (mencontohkan). Kegiatan main pembuka berlangsung sekitar 15 menit.
4.      Transisi 10 Menit
a.    Setelah selesai main pembukaan, anak-anak diberi waktu untuk pendinginan dengan cara bernyanyi dalam lingkaran, atau membuat permainan tebak-tebakan. Tujuannya agar anak kembali tenang. Setelah anak tenang, anak secara bergiliran dipersilahkan untuk minum atau ke kamar kecil.
b.     Sambil menunggu anak minum atau ke kamar kecil, masing-masing pendidik siap di tempat bermain yang sudah disiapkan untuk kelompoknya masing-masing.
5.      Kegiatan Inti Di Masing-Masing Kelompok
a.      Pijakan pengalaman sebelum main (15 menit)
1)      Pendidik dan anak didik duduk melingkar.
2)      Pendidik meminta anak-anak untuk memperhatikan siapa saja yang tidak hadir hari ini (mengabsen).
3)      Berdoa bersama, mintalah anak secara bergilir siapa yang akan memimpin doa hari ini.
4)      Pendidik menyampaikan tema hari ini dan dikaitkan dengan kehidupan anak.
5)      Pendidik membacakan buku yang terkait dengan tema. Setelah membaca selesai, kader menanyakan kembali isi cerita.
6)      Pendidik mengaitkan isi cerita dengan kegiatan main yang akan dilakukan anak.
7)      Pendidik mengenalkan semua tempat dan alat main yang sudah disiapkan.
8)      Dalam member pijakan, pendidik harus mengaitkan kemampuan apa yang diharapkan muncul pada anak,sesuai dengan rencana belajar yang sudah disusun.
9)      Pendidik menyampaikan bagaimana aturan main, memilih teman bermain, memilih mainan, cara menggunakan alat-alat, kapan memulai dan mengakhiri main, serta merapikan kembali alat yang sudah dimainkan.
10)  Pendidik mengatur teman main dengan member kesempatan kepada anak untuk memilih teman mainnya.
11)  Setelah anak siap untuk main, pendidik mempersilahkan anak untuk mulai bermain.
b.      Pijakan pengalaman selama anak main (60 menit)
1)     Pendidik berkeliling diantara anak-anak yang sedang bermain.
2)     Memberi contoh cara main pada anak yang belum bisa menggunakan bahan/alat.
3)     Memberi dukungan berupa pernyataan positif tentang pekerjaan yang dilakukan anak.
4)      Memancing dengan pertanyaan terbuka untuk memperluas cara main anak.
5)      Memberikan bantuan pada anak yang membutuhkan.
6)      Mendorong anak untuk mencoba dengan cara lain, sehingga anak memiliki pengalaman main yang kaya.
7)      Mencatat yang dilakukan anak.
8)      Mengumpulkan hasil kerja anak.
9)      Bila waktu tinggal 5 menit, kader memberitahukan pada anak-anak untuk bersiap-siap menyelesaikan kegiatan.
c.       Pijakan pengalaman setelah main
1)      Bila waktu main habis, pendidik memberitahukan saatnya membereskan.
2)      Bila anak belum terbiasa untuk membereskan, pendidik bisa membuat permainan yang menarik agar anak ikut membereskan.
3)      Saat membereskan, pendidik menyiapkan tempat yang beerbeda untuk setiap jenis alat, sehingga anak dapat mengelompokkan alat main sesuai dengan tempatnya.
4)      Bila bahan main sudah dirapikan kembali, satu orang pendidik membantu anak membereskan baju anak, sedangkan kader lainnya dibantu orangtua membereskan semua mainan hingga semuanya rapi di tempatnya.
5)      Bila anak sudah rapi, mereka diminta duduk melingkar bersama pendidik.
6)      Setelah semua anak duduk dalam lingkaran, pendidik menanyakan pada setiap anak kegiatan main yang tadi dilakukannya. Kegiatan menanyakan kembali melatih daya ingat anak dan melatih anak mengemukakan gagasan dan pengalaman mainnya.
6.      Makan Bekal Bersama(15 menit)
a.      Usahakan setiap pertemuan ada kegiatan makan bersama.
b.     Sebelum makan bersama, pendidik mengecek apakah ada anak yang tidak membawa makanan. Jika ada tanyakan siapa yang mau member makan pada temannya.
c.      Pendidik memberitahukan jenis makanan yang baik dan kurang baik.
d.    Jadikan waktu makan bekal bersama sebagai pembiasaan tatacara makan yang baik.
e.     Libatkan anak untuk membereskan bekas makanan dan membuang bungkus makanan ke tempat sampah.
7.      Kegiatan Penutup
a.      Setelah semua anak berkumpul membentuk lingkaran, pendidik dapat mengajak anak bernyanyi atau membaca puisi. Pendidik menyampaikan rencana kegiatan minggu depan, dan menganjurkan anak untuk bermain yang sama dirumah masing-masing.
b.      Pendidik meminta anak yang sudah besar secara bergiliran untuk memimpin doa penutup.
c.      Untuk menghindari berebut saat pulang, digunakan urutan berdasarkan warna baju, usia atau cara lain untuk keluar dan bersalaman terlebih dahulu.

E. Kelebihan Metode Sentra
Keunggulan Metode Sentra itu menciptakan setting pembelajaran untuk merangsang anak agar aktif, kreatif dan mandiri dengan menggali pengalamannya sendiri, bukan sekadar mengikuti perintah guru, meniru atau menghafal.

F. Kekurangan Metode Sentra
Munculnya persepsi keliru tentang Metode Sentra, sehingga membuat banyak penyelenggara pendidikan anak usia dini enggan atau belum berani menerapkannya.


Directed by : RIANA KUSUMAWATI