METODE
PEMBELAJARAN SENTRA
A. Pengertian Metode BCCT
Salah satu metode pembelajaran
anak usia dini yaitu dengan metode BCCT (Beyond Center and circle Time). BCCT
adalah suatu metode atau pendekatan dalam penyelenggaraan pendidikan anak usia
dini. Metode ini dikembangan berdasarkan hasil kajian teoritik dan pengalaman
empirik. Metode ini juga dapat digunakan untuk anak normal maupun anak
berkebutuhan khusus.
Metode ini ditujukan untuk
merangsang seluruh aspek kecerdasan anak agar kecerdasannya dapat berkembang
secara optimal, maka otak anak perlu dirangsang untuk terus berfikir secara
aktif dengan menggali pengalamannya sendiri (bukan sekedar mencontoh atau
menghafal). Metode ini memandang bermain sbg wahana yang paling tepat dan
satu-satunya wahana pembelajaran anak, karena disamping menyenangkan, bermain dalam
setting pendidikan dapat menjadi wahana untuk berfikir aktif dan kreatif.
Ciri-ciri dari metode BCCT
antara lain :
1. Pembelajarannya berpusat pada anak.
2. Menempatkan setting lingkungan main sebagai pijakan
awal yang penting
3. Memberikan dukungan penuh kepada setiap anak untuk
aktif, kreatif dan berani mengambil
keputusan sendiri.
4. Peran guru sebagai fasilitator, motivator, dan
evaluator.
5. Kegiatan anak berpusat di sentra-sentra main yang
berfungsi sebagai pusat minat.
6. Memiliki standart operasional prosedur yang baku.
B. Jenis Permainan Metode BCCT
Pada metode BCCT terdapat tiga
jenis permainan, antara lain:
1. Sensorimotor atau Fungsional
Kegiatan yang menggunakan
gerakan otot kasar dan halus serta mengekspresikan seluruh indra. Anak usia
dini belajar melalui panca indranya dan melalui hubungan fisik dengan
lingkungannya. Permainan sensorimotorik penting untuk mempertebal sambungan
antar neuron.
2. Main peran atau simbolik
(makro dan mikro)
· Kemampuan untuk memisahkan
pikiran dari kegiatan dan benda Kemampuan untuk memisahkan pikiran dari
kegiatan dan benda.
· Kemampuan menahan dorongan
hati dan menyusun tindakan yang sendiri dengan sengaja dan fleksibel.
(Vygotsky)
· Melalui pengalaman main peran,
anak diberi kesempatan untuk menciptakan kembali kejadian kehidupan nyata dan
memerankannya secara simbolik. ( Main peran Makro dan Mikro )
3. Pembangunan (sifat cair
dan tersruktur)
Untuk mewadahi proses belajar
bagi anak usa dini pendidik harus dapat melakukan penataan lingkungan main,
menyediakan bahan–bahan main yang terpilih, membangun interaksi dengan anak dan
membuat rencana kegiatan main untuk anak. Proses pembelajaran anak usia dini
dilakukan melalui sentra atau area main. Sentra atau area tersebut bisa
disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi dari masing-masing satuan Pendidikan.
Contoh sentra atau area bermain tersebut antara lain : Sentra Balok, Sentra
Bermain Peran, Sentra Seni, Sentra Musik, Sentra Persiapan, Sentra agama, dan
Sentra Memasak.
Sentra balok seperti ini dapat
memainkan balok dengan perbandingan 1 anak ± 100 balok plus assesoris. Tempat
bermain sambil sebisa mungkin kondusif untuk belajar dan mempresentasikan ide
ke dalam bentuk nyata (bangunan). Penekanan sentra ini pada start and finish,
di mana anak mengambil balok sesuai kebutuhan dan mengembalikan dengan
mengklasifikasi berdasarkan bentuk balok. Dengan sentra balok ini diharapkan
anak dapat berfikir tipologi(bentuk), mengenal ruang dan bentuk sehingga dapat
mengembangkan kecerdasan visual spasial secara optimal dan anak dapat mengenal
bentuk – bentuk geometri yang sangat berguna untuk pengetahuan dasar matematika
C. Tujuan Metode BCCT
Tujuan BCCT :
1. Merangsang seluruh aspek kecerdasan anak ( multiple
Inteligent) melalui bermain yang terarah.
2. Menciptakan setting pembelajaran yang merangsang anak
untuk saling aktif, kreatif, dan terus berpikir dengan menggali pengalamannya
sendiri (bukan sekedar mengikuti perintah, meniru,
atau menghapal).
3. Menggunakan standar operasional yang baku, yang
berpusat di sentra- sentra kegiatan dan saat anak berada dalam lingkaran
bersama guru, sehingga lebih mudah diikuti terutama untuk para pemula.
D. Proses Pembelajaran metode BCCT
1. Penataan Lingkungan Main
a. Sebelum anak dating, pendidik menyiapkan bahan dan
alat main yang akan digunakan sesuai rencana dan jadwal kegiatan yang telah
disusun untuk kelompok anak yang dibinanya.
b. Pendidik menata alat dan bahan main yang akan
digunakan sesuai dengan kelompok usia yang dibimbingnya.
c. Penataan alat main harus
mencerminkan rencana pembelajaran yang sudah dibuat.
2. Penyambutan Anak
Sambil menyiapkan tempat dan
alat main, agar ada seseorang pendidik yang bertugas menyambut kedatangan anak.
Anak-anak langsung diarahkan untuk bermain bebas dulu dengan teman-teman
lainnya sambil menunggu kegiatan dimulai. Sebaiknya para orangtua/pengasuh
sudah tidak bergabung dengan anak.
3. Main Pembukaan (Pengalaman Gerakan Kasar)
Pendidik menyiapkan seluruh
anak dalam lingkaran, lalu menyebutkan kegiatan pembuka yang akan dilakukan.
Kegiatan pembuka bisa berupa permainan tradisional, gerak dan music, atau
sebagainya. Satu kader yang memimpin, kader lainnya jadi peserta bersama anak
(mencontohkan). Kegiatan main pembuka berlangsung sekitar 15 menit.
4. Transisi 10 Menit
a. Setelah selesai main pembukaan, anak-anak diberi waktu
untuk pendinginan dengan cara bernyanyi dalam lingkaran, atau membuat permainan
tebak-tebakan. Tujuannya agar anak kembali tenang. Setelah anak tenang, anak
secara bergiliran dipersilahkan untuk minum atau ke kamar kecil.
b. Sambil menunggu anak minum atau ke kamar kecil,
masing-masing pendidik siap di tempat bermain yang sudah disiapkan untuk
kelompoknya masing-masing.
5. Kegiatan Inti Di Masing-Masing Kelompok
a. Pijakan pengalaman sebelum main (15 menit)
1) Pendidik dan anak didik duduk melingkar.
2) Pendidik meminta anak-anak untuk memperhatikan siapa
saja yang tidak hadir hari ini (mengabsen).
3) Berdoa bersama, mintalah anak secara bergilir siapa
yang akan memimpin doa hari ini.
4) Pendidik menyampaikan tema hari ini dan dikaitkan
dengan kehidupan anak.
5) Pendidik membacakan buku yang terkait dengan tema.
Setelah membaca selesai, kader menanyakan kembali isi cerita.
6) Pendidik mengaitkan isi cerita dengan kegiatan main
yang akan dilakukan anak.
7) Pendidik mengenalkan semua tempat dan alat main yang
sudah disiapkan.
8) Dalam member pijakan, pendidik harus mengaitkan
kemampuan apa yang diharapkan muncul pada anak,sesuai dengan rencana belajar
yang sudah disusun.
9) Pendidik menyampaikan bagaimana aturan main, memilih
teman bermain, memilih mainan, cara menggunakan alat-alat, kapan memulai dan
mengakhiri main, serta merapikan kembali alat yang sudah dimainkan.
10) Pendidik mengatur teman main dengan member kesempatan kepada anak untuk
memilih teman mainnya.
11) Setelah anak siap untuk main, pendidik mempersilahkan anak untuk mulai
bermain.
b. Pijakan pengalaman selama anak main (60 menit)
1) Pendidik berkeliling diantara anak-anak yang sedang
bermain.
2) Memberi contoh cara main pada anak yang belum bisa
menggunakan bahan/alat.
3) Memberi dukungan berupa pernyataan positif tentang
pekerjaan yang dilakukan anak.
4) Memancing dengan pertanyaan terbuka untuk memperluas
cara main anak.
5) Memberikan bantuan pada anak yang membutuhkan.
6) Mendorong anak untuk mencoba dengan cara lain, sehingga
anak memiliki pengalaman main yang kaya.
7) Mencatat yang dilakukan anak.
8) Mengumpulkan hasil kerja anak.
9) Bila waktu tinggal 5 menit, kader memberitahukan pada
anak-anak untuk bersiap-siap menyelesaikan kegiatan.
c. Pijakan pengalaman setelah
main
1) Bila waktu main habis, pendidik memberitahukan saatnya
membereskan.
2) Bila anak belum terbiasa untuk membereskan, pendidik
bisa membuat permainan yang menarik agar anak ikut membereskan.
3) Saat membereskan, pendidik menyiapkan tempat yang
beerbeda untuk setiap jenis alat, sehingga anak dapat mengelompokkan alat main
sesuai dengan tempatnya.
4) Bila bahan main sudah dirapikan kembali, satu orang
pendidik membantu anak membereskan baju anak, sedangkan kader lainnya dibantu
orangtua membereskan semua mainan hingga semuanya rapi di tempatnya.
5) Bila anak sudah rapi, mereka diminta duduk melingkar
bersama pendidik.
6) Setelah semua anak duduk dalam lingkaran, pendidik
menanyakan pada setiap anak kegiatan main yang tadi dilakukannya. Kegiatan
menanyakan kembali melatih daya ingat anak dan melatih anak mengemukakan
gagasan dan pengalaman mainnya.
6. Makan Bekal Bersama(15 menit)
a. Usahakan setiap pertemuan ada kegiatan makan bersama.
b. Sebelum makan bersama, pendidik mengecek apakah ada
anak yang tidak membawa makanan. Jika ada tanyakan siapa yang mau member makan
pada temannya.
c. Pendidik memberitahukan jenis makanan yang baik dan
kurang baik.
d. Jadikan waktu makan bekal bersama sebagai pembiasaan
tatacara makan yang baik.
e. Libatkan anak untuk membereskan bekas makanan dan
membuang bungkus makanan ke tempat sampah.
7. Kegiatan Penutup
a. Setelah semua anak berkumpul membentuk lingkaran,
pendidik dapat mengajak anak bernyanyi atau membaca puisi. Pendidik
menyampaikan rencana kegiatan minggu depan, dan menganjurkan anak untuk bermain
yang sama dirumah masing-masing.
b. Pendidik meminta anak yang sudah besar secara
bergiliran untuk memimpin doa penutup.
c. Untuk menghindari berebut saat
pulang, digunakan urutan berdasarkan warna baju, usia atau cara lain untuk
keluar dan bersalaman terlebih dahulu.
E.
Kelebihan Metode Sentra
Keunggulan Metode Sentra itu menciptakan setting pembelajaran
untuk merangsang anak agar aktif, kreatif dan mandiri dengan menggali
pengalamannya sendiri, bukan sekadar mengikuti perintah guru, meniru atau
menghafal.
F.
Kekurangan Metode Sentra
Munculnya persepsi keliru tentang Metode Sentra, sehingga membuat
banyak penyelenggara pendidikan anak usia dini enggan atau belum berani
menerapkannya.
Directed by : RIANA KUSUMAWATI