Salah
satu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia
sekolah, adalah pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani serta rohani. Hal tersebut dimaksudkan agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki jenjang pendidikan selanjutnya.
Berbagai
pihak (pemerintah, sekolah, masyarakat) telah banyak menunjukan kepedulian
kepada pendidikan sehingga berbagai upaya perbaikan terus dilakukan agar tujuan
pembelajaran tercapai. Tujuan tersebut adalah untuk menentukan perubahan
perilaku yang diharapkan sebagai hasil berlajar melalui pendekatan pembelajaran
yang terpadu dan peningkatan kompetensi khusus yang perlu dikuasai oleh peserta
didik beserta indikator-indikator hasil belajar melalui penentuan materi
pembelajaran.
Pendekatan-pendekatan
pembelajaran akan mengarahkan peserta didik untuk mengembangkan pengalaman
belajar. Kompetensi khusus yang harus dikuasai peserta didik akan menentukan di
dalam penyusunan materi-materi pembelajaran. Materi-materi pembelajaran ini
terkait dengan metode pembelajaran yang diberikan, kegiatan pembelajaran
yang dilaksanakan, penataan lingkungan belajar apakah di dalam kelas atau luar
kelas, media pembelajaran yang digunakan, dan alokasi waktu yang diberikan
apakah harian, mingguan atau bulanan.
Dalam
mengevaluasi pencapaian atau hasil belajar yang diperoleh dari pengalaman
belajar dan penguasaan materi pembelajaran, digunakan standar atau indikator
tingkat perkembangan berisi kaidah pertumbuhan dan perkembangan anak dari
lahir sampai usia sekolah. Tingkat perkembangan yang dicapai merupakan
aktualisasi potensi semua aspek perkembangan yang diharapkan dapat dicapai oleh
anak pada setiap tahap perkembangannya.
Standar
pendidik dan tenaga kependidikan memuat kualifikasi dan kompetensi yang
dipersyaratkan, dan mempunyai peran yang sangat penting karena terlibat
langsung dalam proses pembelajaran sehingga menjadi faktor yang menentukan
dalam keberhasilan anak. Standar isi, proses, dan penilaian meliputi
perencanaan, pelaksanaan, dan program yang dilaksanakan secara terpadu sesuai
kebutuhan anak. Standar sarana dan prasarana, pengelolaan dan pembiayaan
mengatur persyaratan fasilitas, manajemen, dan penyelenggaraan pendidikan
dengan baik.
Sequenced
Model atau Model
Berurutan, adalah salah satu dari sepuluh model pembelajaran terpadu yang akan
dibahas dalam makalah ini. Pembelajaran terpadu sendiri mempunyai sifat
realistis dengan menyajikan secara menyeluruh suatu topik atau tema pada kegiatan-kegiatan
pembelajaran yang berhubungan satu dengan yang lainnya.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa makna dari
model pembelajaran Sequenced?
2. Bagaimana
menyusun model pembelajaran Sequenced ?
3. Apa
saja ciri-ciri model pembelajaran Sequenced?
4. Apa
kelebihan dan kelemahan model pembelajaran Sequenced?
5. Seperti
apa Implementasi dari model pembelajaran Sequenced?
C. Tujuan
1.
Untuk menjelaskan makna dari model
pembelajaran Sequenced?
2.
Untuk mengetahui seperti apa cara menyusun model
pembelajaran Sequenced?
3.
Untuk mengetahui ciri-ciri dari model
pembelajaran Sequenced?
4.
Untuk mengetahui kelebihan dan
kelemahan model pembelajaran Sequenced?
5. Untuk
menjelaskan Implementasi dari model pembelajaran Sequenced?
1.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
Secara
bahasa, “sequenced” adalah rangkaian, urutan, atau tingkatan. Sequenced
adalah susunan bahan ajar yang terdiri atas topik/subtopik, dan di
dalam tiap topik/subtopik terkandung ide pokok yang relevan dengan tujuan.
Model Sequenced adalah model
pembelajaran terpadu yang menekankan pada urutan karenaadanya persamaan ±
persamaan konsep, walaupun mata pelajarannya berbeda. Dalam hal ini
model Sequence membelajarkan
beberapa konsep yang hampir sama diajarkan secara
bersamaan(konsepnya),sementara salah satu konsep tersebut tetap diajarkan
secara terpisah.Hal itudilakukan dengan cara mengatur ulang beberapa topik dan
diurutkan agar dapat serupa satu samalain.
Dengan
artikulasi yang terbatas lintas disiplin, guru dapat mengatur kembali urutan
topik sehingga unit-unit yang mirip bersinggungan dengan yang lainnya. Dua
disiplin terkait dapat diurutkan sehingga isi bidang studi dari keduanya dapat
diajarkan secara pararel. Dengan melakukan pengurutan di mana topik-topik
diajarkan, aktivitas yang satu meningkatkan yang lain.
Dengan
demikian, dua atau lebih guru dapat saling menyusun urutan konsep pelajaran
yang akan diajarkan, kemudian memadukan dengan urutan konsep yang telah dibuat
oleh guru yang lain terhadap pelajaran yang diasuhnya. Dengan dibuat suatu
urutan yang saling bersinggungan antara satu pelajaran dengan pelajaran yang
lain, akan membantu siswa lebih mudah memahami terhadap apa yang disampaikan
oleh guru.
Guru dan partner mencoba untuk
menyamakan isi kurikulum yang berbeda guna membuat pemahaman yang lebih
baik bagi siswa yang belajar dari keduanya.pada model ini kedua disiplin
tetap murni.penekanan khusus tetap
pada domain bidang study,tetapi siswa mendapatkeuntungan dari isi yang
terkait.Misalnya: seorang guru bahasa Indonesia membahas tentang novel berlatar
belakang sejarah perjuangan yang menggambarkan suatu masa di jaman lampau,
sementara guru sejarah jugamengajarkan masa perjuangan yang sama di zaman
lampau yang di bahas oleh guru bahasaindonesia.
Dalam hal ini dapat disimpulkan
konsep ± konsep yang sama dalam mata pelajaran bahasaindonesia dengan mata
pelajaran sejarah diajarkan secara bersamaan, meskipun keduanya
termasuk mata pelajaran yang
berbeda.
Metode
Sequenced Model sebenarnya merangkai dua mata pelajaran atau disiplin
ilmu yang berbeda namun dengan topik yang relevan, sehingga materi dari kedua
mata pelajaran tersebut dapat diajarkan secara paralel. Contoh lainnya adalah,
seorang guru bahasa Inggris mengajarkan mengenai novel atau cerita
sejarah yang terjadi pada kurun waktu tertentu (“Diary of Anne Frank”)
dan disaat yang sama (paralel), guru sejarah sedang mengajarkan sejarah
tentang “World War II” yang terjadi dalam kurun waktu yang sama pula.
Hamalik
(2008:48), menyatakan bahwa Sequenced Model adalah susunan atau urutan
pengelompokan kegiatan atau langkah-langkah yang dilakukan dalam perencanaan
kurikulum dengan lebih mengacu pada ”kapan” dan ”di mana” pokok-pokok bahasan
tersebut ditempatkan dan dilaksanakan.
B.
Langkah-langkah menyusun sequence
adalah :
1. Mulai
dari yang paling sederhana menuju yang kompleks;
2. Mengikuti
alur kronologis
3. Kebalikan
dari alur kronologis
4. Mulai
dari keadaan geografis yang dekat sampai ke yang jauh
5. Mulai
dari keadaan geografis yang jauh menuju ke yang dekat.
6. Dari
konkret ke abstrak
7. Dari
umum menuju khusus,dan
8. Dari
khusus menuju umum
Donald E.
Orlosky dan B. Othanel Smith (Oliva, 1992) mengemukakan bahwa terdapat tiga
konsep sequence yaitu menurut kebutuhan, makro, dan mikro. Dalam
proses sequence, pengembang kurikulum harus bisa memperhatikan tingkat
kedewasaan, latar belakang pengalaman, tingkat kematangan dan ketertarikan atau
minat siswa, serta tingkat kegunaan dan kesukaran materi pelajaran.
C. CIRI-CIRI METODE SEQUENCED
·
Berpusat
pada anak, Siswa lebih mudah mendapatkan pemahaman konsep yang samawalaupun
dalam mata pelajaran yang berbeda.
·
Menyajikan
konsep dari berbagai bidang studi dalam suatu proses pembelajaran.y
·
Guru
bidang studi melakukan kerjasama dengan partner untuk mengurutkan isi konsep
± konsep yang sama, yang akan diajarkan pada siswa
D.
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN METODE
SEQUENCED
a.
Kelebihan
·
Dengan mengatur urutan topik,bab,dan
unit,guru dapat membuat prioritas kurikuler,tidak sekedar mengikuti urutan yang
sudah dibuat dalam buku teks.
·
Dengan pembelajaran model sequenced
ini guru dapat membuat keputusan pentingtentang konten dari sudut pandang yang
disengaja terkait dengan topik disiplin membantu mereka memahami study mereka
dikedua bidang konten.
·
Murid-murid melihat guru dimata
pelajaran yang berbeda, isi mata pelajaran yang berbeda, dalam waktu yang
berbeda guru membuat poin (topik, bab, & unit) maka siswa dapat memperkuat
pengetahuannya dan mendapat pembelajaran yang lebih bermakna.- Selain itu dari
pengurutan yang disengaja mengenai topik-topik yang terkait
daridisiplin-disiplin ilmu membantu mereka membuat pemahaman.
·
Dengan diintergasikan model
sequenced membantu transfer belajar siswa.
b.
Kelemahan
·
Dibutuhkannya kompromi dari beberapa
guru mata pelajaran yang berbeda untuk membentuk model. Tidak mudah tentunya,
mengkolaborasikan urutan pokok bahasan dari masing – masing guru. Terlebih lagi
waktu yang diberikan pada setiap mata pelajaran tidaklah sama. Dengan demikian,
setiap pokok bahasan pada pelajara yang berbeda, tidak akan selesai pada waktu
yang relatif bersamaan.
·
Guru-guru harus memiliki otonomi dalam
membuat urutan kurikulum. Otonomi adalah kewenangan atau kemandirian,
yaitu kemandirian dalam mengatur dan mengurus dirinya sendiri dan tidak
tergantung pada orang lain. Selama ini, kurikulum telah dibuat pada tingkat
sekolah, dan tidak pada tingkat pengajar. Meskipun setiap guru diberi hak
otonomi untuk menyusun urutan kurikulum, belum tentu mereka dapat membuatnya
dengan professional dan kreatif.
·
Untuk membuat urutan sesuai dengan
apa yang terjadi terakhir membutuhkan kolaborasi dan fleksibilitas dari semua
orang yang terlibat. Tentu ini tidaklah mudah.
E.
IMPLEMENTASI METODE SEQUENCED
Model sequenced ini berguna pada tahap awal
proses integrasi ( pembauran ), yang menggunakan dua bidang disiplin yang
secara mudah dikaitkan dengan yang lainnya. Guru, bekerja dengan seorang
partner, mulai membuat daftar isi kurikuler secara terpisah. Kemudian, tim ini
mencoba untuk menyulap potongan-potongan isi yang terpisah sampai keduanya
dapat “match up”. Mereka mencoba untuk menyamakan isi kurikulum yang
berbeda guna membuat pemahaman yang lebih baik bagi siswa yang belajar dari
keduanya. Pada model ini, kedua disiplin tetap murni. Penekanan khusus tetap
pada domain bidang studi, tetapi siswa mendapat keuntungan dari isi yang
terkait.
Untuk menyusun bahan ajar yang sesuai dengan model sequenced,
ada beberapa cara yang dapat dilakukan, antara lain :
1.
Kronologis
2.
Kausal
3.
Struktural
4.
Logis dan Psikologis (deduktif,
induktif)
5.
Spiral
6.
Rangkaian ke belakang
7.
Hirarkhi belajar
Pembelajaran
terpadu model sequenced masih jarang digunakan oleh para guru dilapangankarena
berbagai alasan, misalnya belum pahamnya merancang pembelajaran terpadu.
Pada jenjang SD, guru kelas masih memungkinkan bekerja sendiri sedangkan
pada modelsequenced guru harus bekerja dengan seorang partner dalam mata
pelajaran berbeda. DiSMP atau SMA misalnya saja guru-guru biologi, fisika &
kimia dapat bekerjasama, namunkemunkinan di lapangan masih sulit untuk
melakukan team teaching dan berkolaborasi. Jadidapat disimpulkan model
sequenced dapat digunakan di SD namun penggunannya memerlukan seorang partner (team teaching).Model
pembelajaran terpadu yang paling umum di gunakan di tingkat SD adalah model webbed atau jaring laba-laba yang dikenal dengan
pembelajaran tematik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar